Sebuah Puisi Cuap Langit Siang Malam
Cuap Langit Siang Malam
Tonggak kukuh
kerap kaku di kuku langit
Mengusap lebam
lebih lembut lebah rembulan
Terjebak kekar
kasar keram pada simbahan ratu malam
Tertutup topang
topeng tepung kepungan hitam menggumpal
Tapi siang
songsong singgahan lentera masa penghabisan
Bintang
berjingkrak diatas jangkrik angkasa
Junjung
penghujung malam lepas terang siang
Insan tak sua
malam jika siang tak kunjung datang
Matilah kau
siang!
Lentera malam
menghempasmu
Pecinta
tahajjud ilahi bergempita ria
Walau esok
mentari akan tersenyum elok terbelalak tajam luapkan hawa panas
Matilah kau
malam!
Lentera siang
menghempasmu
Pecinta dluha
bergempita ria
Walau nanti
langit akan memudar hitam menghantam biru
Hiduplah wahai
siang dan malam!
Pecinta ibadah
masih hidup hadap sang Rabb-Nya
Tiraikan tikai
hidupkan damai
Selama baik
disambut dua langit warna beragam
Oretan Pena :
Husnayain Hafsya As-Saidiy
Dibuat di :
Sumenep, 16 Oktober 2016
Komentar
Posting Komentar